KESIAPSIAGAAN SURVEILANS ARUS MUDIK LEBARAN TAHUN 2016/1437 H DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kamis, 30 Juni 2016, 14:59:57 WITA, Dibaca : 1.193 kali

Mudik lebaran di Indonesia merupakan tradisi budaya spiritual yang dilaksanakan masyarakat Indonesia setiap tahun. Pada saat mudik lebaran, jutaan orang bepergian melalui darat, laut dan udara dalam waktu bersamaan. Hal ini dapat menyebabkan kepadatan dan penumpukan kendaraan bermotor pada tempat/daerah yang dilalui arus mudik. Kondisi tersebut memberikan risiko tinggi terjadinya kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan cedera bahkan meninggal dunia. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi dapat disebabkan oleh kelalaian pengemudi dalam berkendara. Selain itu juga dengan adanya penumpukan penumpang yang melakukan mudik juga berpotensi menularkan penyakit maupun keracunan makanan akibat makanan yang dikonsumsi di rest area tidak memenuhi syarat kesehatan baik dari segi kimiawi maupun bakteriologi. Untuk itu persiapan bidang kesehatan pada situasi khusus mudik lebaran perlu dilakukan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif/rehabilitatif. Pendekatan promotif dilakukan dengan melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat pemudik untuk melaksanakan PHBS melalui media elektronik, pemasangan spanduk dan metode lain tentang faktor risiko tersebut. Pendekatan preventif dilakukan antara lain pemeriksaan gula darah, kolesterol, tekanan darah, alkohol, dan kandungan amfetamin pada urine. Pendekatan kuratif dilakukan dengan menyiapkan akses pelayanan kesehatan di sepanjang jalur mudik, terminal stasiun kereta api, rest area, bandara maupun pelabuhan. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang menjunjung tinggi azas kekeluargaan/kekerabatan, oleh sebab itu pada saat hari raya terutama hari raya Lebaran banyak warga/masyarakat yang berdomisili di Kota Makassar dan sekitarnya melakukan mudik ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan sanak keluarga, begitu pula sebaliknya. Terdapat beberapa kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang merupakan jalur mudik dan dijadikan sebagai rest area, yaitu : Kabupaten Barru, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Wajo dan Kabupaten Bone dengan terminal utama di Kota Makassar yaitu Terminal Daya dan Terminal Malengkeri. Oleh sebab itu BTKLPP Kelas I Makassar bermaksud melakukan kegiatan kesiapsiagaan arus mudik Lebaran tahun 2016/1437 H di Terminal Regional Kota Makassar , Kabupaten Barru, Kabuopaten Bone dan Kabupaten Jeneponto yang merupakan rest area untuk jalur utara dan selatan di Provinsi Sulawesi Selatan.  

Waktu Pelaksanaan Kegiatan observasi dan pengambilan sampel kesiapsiagaan arus mudik dilakukan pada kurun waktu tanggal 13 s.d 29 Juni 2016.
1.   Rest Area Kabupaten Jeneponto              : 13 – 16 Juni 2016
2.   Terminal Daya                                              : 16 – 19 Juni 2016
3.   Rest Area Kabupaten Bone                        : 20 – 23 Juni 2016    
4.   Terminal Malengkeri                                    : 24 – 27 Juni 2016
5.   Rest Area Kabupaten Barru                         : 27 -  30 Juni 2016  

Hasil
 dari pelaksanaan kesiapsiagaan surveilans arus mudik Lebaran tahun 2016 / 1437 H di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut :
1.   Rest Area Kabupaten Jeneponto                 : 100 sampel
2.   Terminal Daya                                              : 100 sampel
3.   Rest Area Kabupaten Bone                         : 102 sampel
4.   Terminal Malengkeri                                     : 102 sampel
5.   Rest Area Kabupaten Barru                         : masih berlangsung  

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan pengemudi, untuk sementara  didapatkan :  
"Amfetamin dalam urine sebanyak 3 pengemudi (0,71%) terdeteksi positif amfetamin dalam urine dan untuk penggunaan alkohol sebanyak 2 orang (0, 47 %) pengemudi terdeteksi alkohol dalam pernapasannya".

Saran

1.    Dilakukan pemeriksaan fisik (tekanan darah) secara berkala pada pengemudi untuk menghindari adanya risiko penyakit tidak menular pada pengemudi utamanya saat mengemudi dalam arus mudik Lebaran.
2.    Perlu adanya kerjasama lintas sektor dalam upaya promotif pada pengemudi agar lebih memperhatikan gaya hidup sehat dan menghindari hal-hal yang meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan  stroke.
3.    Perlu adanya pemeriksaan kelaikan makanan dan minuman, air minum dan air bersih pada rumah makan secara berkala dengan merencanakan penganggarannya di daerah setempat maupun kerjasama dengan asosiasi   penyedia jasa boga.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pencegahan & Pengendalian Penyakit
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP)
Kelas I Makassar.


  • Pro Rakyat
  • Inklusif
  • Responsif
  • Efektif
  • Bersih

Statistik

134136

Pengunjung hari ini : 26
Total pengunjung : 134136

Hits hari ini :27
Total Hits : 395609

Pengunjung Online: 1


Copyright BTKLPP Makassar 2024